Pada akhir fase F, peserta didik memiliki gambaran yang tepat dan menyeluruh mengenai Konsentrasi Keahlian Asisten Keperawatan dan Caregiver, peluang kerja setelah lulus, antara lain menjadi Asisten Tenaga Keperawatan dan Caregiver serta konsentrasi keahlian yang dipelajari, sehingga mampu menumbuhkan passion dan vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu, peserta didik juga akan mampu memahami ilmu penyakit umum, kejiwaan sesuai tahapan usia, kebutuhan dasar manusia, keterampilan dasar tindakan keperawatan sesuai tahapan usia.
Pada
akhir fase F, peserta didik memiliki gambaran yang tepat dan menyeluruh
mengenai Konsentrasi Keahlian Asisten Keperawatan dan Caregiver, peluang kerja
setelah lulus, antara lain menjadi Asisten Tenaga Keperawatan dan Caregiver serta
konsentrasi keahlian yang dipelajari, sehingga mampu menumbuhkan passion dan
vision untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar. Selain itu,
peserta didik juga akan mampu memahami ilmu penyakit umum, kejiwaan sesuai
tahapan usia, kebutuhan dasar manusia, keterampilan dasar tindakan keperawatan
sesuai tahapan usia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap diri individu serta kebudayaan suatu masyarakat. Pendidikan kejuruan bermaksud menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja tingkat menengah tertentu yang sesuai dengan tuntutan yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, dan memberikan bekal kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan di masyarakat.
Slamet PH (1990) memberi penjelasan tentang arti pentingnya pendidikan kejuruan:
bagi (1) Peserta didik, adalah untuk: persiapan untuk kerja, perbaikan konsep diri, pengembangan kepemimpinan, persiapan untuk belajar lebih lanjut, memberi dasar untuk mencari penghasilan, persiapan karir lebih lanjut, penyesuaian terhadap perubahan.
Bagi (2) Organisasi/institusi, adalah untuk: memberikan pekerja yang terampil, memberikan etos kerja yang tinggi, meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja, menghemat biaya operasional.
Bagi (3) Masyarakat, adalah: meningkatkan penghasilan, mengurangi pengangguran, menciptakan penduduk yang lebih baik.
Bagi (4) Bangsa Indonesia, adalah: diselaraskan dengan kebutuhan pembangunan.
Pendidikan kejuruan harus mengembangkan standar input, yang terdiri dari:
Siswa: harus mempunyai sikap, bakat, kemampuan, dan motivasi untuk berhasil dalam program
Guru: harus mendapatkan latihan yang cukup, pengalaman, pengetahuan dan teknologi serta cara mengajar keterampilan.
Alat: harus sesuai dengan peralatan yang tersedia di lapangan kerja.
Materi Pelajaran: harus lengkap dan memadai.
pendidikan kejuruan dapat mengembangkan standar output yang terdiri dari:
pengetahuan dan keterampilan khusus.
Penampilan di bidangnya
Kemampuan menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat
Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan pelayanan arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi praktik instruksional, dan kebijakan pembangunan.
Dengan kata lain: para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan/membuat program dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan zaman atau IPTEK.
SINKRONISASI KURIKULUM X DUNIA KERJA MERUPAKAN PERAN PENTING!!!
TIDAK HANYA MoU tapi LINK & MATCH 8+i
Saat ini, dalam pelaksanaan untuk mencapai pembelajaran PTK yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan teknologi dan kejuruan. Sekolah harus melakukan peenyelaran kurikulum sekolah dengan kebutuhan dunia kerja. Pemenuhan aspek input dan output akan dilaksanakan sesuai dengan gambaran dari hasil penyelarasan yang didapat.
Contohnya :
DALAM PEMENUHAN STANDAR INPUT
Mata Pelajaran :
Kurikulum yang digunakan saat ini tidak lagi mengacu pada KI/KD seperti pada kurikulum sebelumnya namun mengikuti capaian pembelajaran yang akan diitempuh oleh peserta didik agar mampu mereka kuasai. Dengan membedah capaian pembelajaran, lembaga sekolah tidak melakukan sendiri, namun perlu dilakukan kegiatan penyelarasan dengan dunia kerja agar capaian yang akan dicapai benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Guru :
Guru / Pendidik melakukan upskilling kompetensi dengan melakukan magang guru dan pelatihan-pelatihan yang mendukung kompetensinya
Siswa :
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan dan kemampuanya dengan disertai budaya kerja atau nilai afektif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Budaya kerja dunia kerja harus sudah disesuaikan dan diterapkan di sekolah supaya peserta didik benar-benar merasakan gambaran dunia kerja dari kompetensinya.
Alat
Peralatan sarana dan prasaran dibuat sebisa mungkin dan seminimal mungkin merupakan gambaran simulasi dari dunia kerja. Kebutuhan peralatan yang tepat disesuaikan dengan hasil pengamatan dan sinkronisasi dengan dunia kerja.
Sudah Sesuaikah Pelaksanaan PTK Saat Ini di Indonesia?
Saat ini seperti yang sudah diketahui bahwa pemerintah mengharapkan lembaga SMK mampu mengarahkan peserta didik dalam BMW (Bekerja, Melanjutkan dan Wirausaha). Program BMW ini tidak semata-mata sekolah pecah pada peserta didik saat peserta didik akan lulus, namun benar-benar terkonsep dan terfikirkan sejak peserta didik awal memasuki sekolah (saat PPDB). Tidak hanya peserta didik namun juga orang tua perlu di edukasi bahwa pentingnya untuk memiliki arah tujuan saat memasuki jenjang SMK. Saya rasa, bila program ini benar-benar terkonsep dan terlaksana dengan baik, maka tidak akan ada siswa yang bekerja tidak sesuai dengan yang diajarkan, karena dalam pembelajarannya siswa belajar sesuai dengan arahan minat dan bakatnya. Perlu diingat, bahwa yang diajarkan di sekolah tidak hanya melulu tentang kompetensi jurusannya, namun nilai-nilai kedisplinan, tanggungjawab, berfikir kritis, penyelesaian masalah, dan terampil merupakan bekal mereka dalam bekerja yang diajarkan sekolah terlepas bila pada akhirnya rejeki mereka bekerja tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Attitude sangatlah penting. Namun, tidak menutup mata juga bahwa anak yang memiliki attitude baik namun tidak mampu sama sekali dalam skill juga menjadi hambatan dalam dunia kerja dan tentunya menjadi bahan evaluasi kepada sekolah. Inilah tugas pendidik untuk terus membudayakan attitude yang baik dalam keterampilan peserta didiknya. Seperti yang sering dapat diterapkan dalam pembelajaran, dalam melatih skill dan teori di kelas maupun bengkel, pendidik harus benar-benar mampu mengasah dan menstimulus peserta didik untuk membangun budaya kerja/attitude yang baik. Maka, hal tersebut akan menjadi pembiasaan peserta didik saat di dunia kerja nanti.
Karena, terkadang masih ada pendidik yang membuat pendekatan kepada peserta didik sehingga tidak ada batasan antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik masih belum mampu membedakan ranah sekolah, kerja dan pertemanan. Hal inilah yang perlu diperhatikan dengan benar oleh pendidik dalam pembelajaran di sekolah.
A. PEMBERDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DALAM PROSES PEMBELAJARAN VOKASI
1.PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi mulai populer di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya istilahteknologi informasidikenal dengan teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau EDP(Electronic Data Processing). Dalam kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi ataupenggunaanperalatanelektronika,terutamakomputer,untukmenyimpan,menganalisa,danmendistribusikaninformasiapasaja,termasukkata-kata,bilangan,dangambar.MenurutAlter(1992),teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atausejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil,memanipulasi, atau menampilkan data. Martin (1999), mendefinisikan teknologi informasi tidak hanyaterbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untukmemprosesdanmenyimpaninformasi,melainkanjugamencakupteknologikomunikasiuntukmengirimkan informasi. Haag dan Keen (1996), teknologi informasi adalah seperangkat alat yangmembantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan denganpemrosesaninformasi.Demikianjuga,WilliamdanSawyer(2003),teknologiinformasiadalahteknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggiyangmembawadata,suara,danvidio.
2.PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN VOKASI
Peranteknologiinformasipadaaktivitasmanusiapadasaatinisangatbesar.Teknologiinformasitelahmenjadifasilitatorutamabagikegiatan-kegiatanbisnis,memberikanandilbesarterhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi.Berkat teknologi, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Pengambilan uang melaluiATM, transaksi melalui Internetyangdikenaldengan e-commerceatauperdagangan elektronik,transfer uang melalui fasilitas e-bankingyang dapat dilakukan dari rumah, merupakan sejumlahcontohhasilpenerapanteknologiinformasi.
MenurutKadir(2003),secaragarisbesar,dapatdinyatakan:(1)teknologiinformasimenggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatutugas atau proses, (2) teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasiterhadap suatu tugas atau proses, (3) teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadapperan manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadapsekumpulantugasatauproses.
Selanjutnya Kadir dan Triwahyuni (2005), menyatakan banyak hal yang terjadi seiring denganperkembanganteknologiinformasi.Beberapadiantaranyaialah:(1)Teknologiinformasidalam dunia perbankan, (2) Teknologi informasi dalam dunia pendidikan, (3) Teknologi informasidalamduniabisnis,(4)TeknologiinformasiuntukKepolisian,(5)Teknologiinformasiuntukperdagangan elektronis,(6)Teknologiinformasiuntukperancanganproduk.
Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistempengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) dapatmenyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian.Siswa atau mahasiswa dapat mempelajarimateri tertentu secara mandiri dengan menggunakankomputer yang dilengkapi program berbasis multimedia. Kini telah banyak perangkat lunak yangtergolongsebagaiedumeinmentyang merupakan perpaduan antaraeducation(pendidikan)danentertainment (hiburan).
Rochaety, dkk (2006), menyatakan lima tahun terakhir, Teknologi Informasi yang berbasis internet betul-betul berkembang seperti jamur di musim hujan. Banyak perusahaan lima tahun lalu belum ada, sekarang sudah sukses dengan pendapatan miliaran dolar berkat bantuan Teknologi Informasi internet. Secara statistik jumlah situs (websites) di dunia telah berlipat ganda, jika dilihat pada http://www.isc.org/. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi informasi dalam dunia bisnis maupun dalam setiap aspek kehidupan manusia. Untuk menggunakan fasilitas internet seseorang memerlukan komputer pribadi (personal komputer); dengan demikian, tidak mengherankan jika perkembangan penjualan komputer mempunyai kecenderungan meningkat seiring dengan statistik pengguna internet. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi akan mengubah cara hidup manusia dan proses perusahaan itu sedang dialami saat ini.
Lembaga pendidikan melihat bahwa teknologi informasi sebagai alat yang sangat menarik untuk membuat operasional organisasi lebih efisien. Tujuannya adalah menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional dengan konsep real time. Oleh karena itu, sebuah lembaga pendidikan dapat melayani pelanggannya secara efisien. Biaya yang dikeluarkan juga akan lebih rendah karena pengurangan tenaga kerja; artinya teknologi informasi merupakan salah satu fasilitas lembaga pendidikan tersebut (share holder). Hubungan antarlembaga pendidikan juga mengalami evolusi ataupun revolusi sejalan dengan munculnya e-learning, e-school.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat dan merambah ke semua sektor kehidupan manusia, demand terhadap para ahli teknologi informasi pun semakin meningkat. Di samping dampak positif perkembangan teknologi informasi dalam mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dampak negatif pun muncul, yaitu adanya pengurangan tenaga kerja, ibarat dua sisi mata uang. Di sisi lain teknologi informasi menyediakan banyak peluang pekerjaan dengan kompetensi yang berbeda dari sebelumnya. Jadi, yang diperlukan adalah kompetensi tenaga kerja bidang keahlian teknologi informasi.
Perubahan wacana ekonomi yang kemudian diikuti oleh permintaan akan pekerja yang berpengetahuan (knowledge worker) telah memicu keberadaan beberapa lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan tinggi, bahwa dalam proses pembelajarannya harus berbasis teknologi informasi (information and telecommunication based learning). Model pembelajaran ini diharapkan terus berjalan secara berkesinambungan dengan mengembangkan berbagai pendekatan untuk mencapai kondisi yang ideal agar dapat memenuhi tuntutan dunia bisnis. Namun, perjalanan yang ditempuh tidak semudah yang diimpikan karena sekecil apa pun ide yang mengarah kepada perubahan harus dihadapkan kepada berbagai kendala. Kendala tersebut di antaranya adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar (market adaptability), kesiapan para pendidik (guru, dosen), teknologi dan sarana penunjang lainnya, biaya dan perangkat kebijakan pemerintah.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan e-learning tidak dapat disamakan dengan lembaga pendidikan pada umumnya, juga berbeda dengan pola pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan metode tatap muka. Proses pembelajaran e-learning adalah perpaduan antara metode tatap muka dengan metode on line (via internet dan berbagai pengembangan teknologi informasi lainnya). Metode pembelajaran tradisonal saat ini memerlukan sebuah perubahan dalam kaitannya dengan proses adaptif dan mempersiapkan para peserta didik agar siap menjadi knowledge workers, di mana ilmu pengetahuan menjadi faktor yang sangat penting. Berdasarkan penelitian UNESCO dalam Work Bank: pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge ebenomic era). Era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kemandirian pada diri pendidik untuk membuat mereka menjadi lebih independen dan akan memperkaya mereka dengan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan di luar kelas. Aspek lain yang perlu terus ditanamkan terutama pada pendidikan tinggi adalah konsep yang menyatakan belajar adalah sebuah proses yang tidak akan pernah berhendi (lifelong learning process). Untuk saat ini, sejumlah peserta didik pada jenjang strata satu (S-1) dan strata dua telah bekerja. Kenyataan ini mengharuskan adanya perubahan paradigma dan pola pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan, di antaranya karena peserta didik yang dihadapi adalah individu yang memiliki pemikiran kritis, telah memiliki cara untuk belajar, memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dan memiliki kecenderungan untuk terus melanjutkan studi mereka.
KESIMPULAN
Pendekatan dalam pengembangan teknologi informasi dewasa ini, sejalan dengan kecenderungan yang berkembang di dunia Internasional dalam konteks penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan. Masing-masing lembaga pendidikan harus berupaya untuk menemukan dan mengembangkan satu pendekatan yang cocok sesuai dengan potensi yang dimiliki, sebab pendekatan pengembangan teknologi informasi memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.
Peran teknologi informasi dalam dunia pendidikan sangat penting, misalnya siswa atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multimedia. Kini telah banyak perangkat lunak yang tergolong sebagai edumeinment yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan).
Teknologi internet ikut berperan dalam menciptakan e-learning atau pendidikan jarak jauh. Kuliah tidak lagi harus dilakukan dengan suasana kelas di mana mahasiswa dan dosen bertemu. Kuliah dapat dilaksanakan dengan mengakses modul-modul kuliah dari jarak jauh. Begitu pula untuk pengiriman tugas dan berdiskusi. Para mahasiswa dengan leluasa dapat mengatur waktu untuk belajar, kapan saja dan di mana saja.
Perguruan tinggi dalam menyajikan berbagai fasilitas pendukung kelancaran proses belajar mengajar bekerja sama dengan pihak perbankan untuk menggunakan sebuah kartu ATM (automatic teller machines = ajungan tunai mandiri) yang pada umumnya digunakan untuk penarikan uang tunai, tetapi bagi mahasiswa perguruan tinggi tersebut sekaligus dapat digunakan untuk mengakses kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan seorang mahasiswa, seperti mengakses nilai-nilai mata kuliah, di mana mahasiswa tidak perlu datang ke bagian administrasi akademik untuk menanyakan nilai, mereka hanya cukup sedikit waktu untuk meng-click file tertentu, maka dalam beberapa hitungan menit atau detik data yang dibutuhkan dapat dilihat secara jelas.
Vokasi pendidikan tinggi tampak jelas dengan adanya banyak pendidikan tinggi swasta di ruko- ruko, karena pendidikan telah berubah menjadi pelatihan, sehingga tidak memerlukan suatu kampus pendidikan.
B. BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN VOKASI
Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran tatap muka dengan keunggulan pembelajaran online. Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran vokasi karena keharusan mengembangkan kompetensi motorik yang bisa diperoleh melalui praktik langsung. Sementara itu, tersedianya sumber belajar online yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja menjadikan pembelajaran tersebut sangat fleksibel.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar observasi, dan tes kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian adalah (1) Model blended learning meliputi: (a) komponen filosofis esensialisme dan pragmatisme; (b) teori belajar: behaviorisme, kognitivisme, dan konektivisme (c) komponen 4C yaitu komunikasi, kolaborasi, kerjasama, dan kreativitas; (d) komponen revolusi industry 4.0: mencakup pembelajaran dengan elemen digital dengan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. (2) Model blended learning yang berpusat pada pembelajaran yang dilakukan secara offline dan online menjadikannya memiliki proporsi pola pembelajaran yang jelas. Fleksibilitas belajar kapan saja dan di mana saja melalui komunikasi tatap muka, serta interaksi online menggunakan chat dan forum online untuk menggali pemikiran kritis melalui diskusi. Termasuk juga unsur mahasiswa untuk berkreasi dan inovatif dalam proyek dan perbaikan proyek, serta bahan ajar online yang dibuat menarik dengan kehadirannya.komponen multimedia (teks, gambar, dan video). (3) Produk hasil berupa buku model, buku pedoman dosen dan pedoman mahasiswa, serta buku teks yang dinyatakan valid dan praktis sehingga model blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran. (4) Pencapaian yang ditemukan berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik dan 4C.
Pendidikan kejuruan merupakan investasi masa depan karena keterampilan yang dipelajari siswa dalam seluruh prosesnya pendidikan vokasi dapat dimanfaatkan untuk memasuki dunia kerja. Pembelajaran kejuruan di Abad XXI adalah waktu untuk merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dalam menanggapi era disrupsi, baik secara mendasar kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan era disrupsi[1]. Oleh karena itu, pendidikan vokasi harus mampu menghadapi era disrupsi saat ini. Perkembangan revolusi industri 4.0 memungkinkan adanya inovasi pembelajaran salah satunya secara online pembelajaran untuk memfasilitasi kegiatan belajar tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Melalui pembelajaran online, siswa mampu menyelenggarakan pendidikan yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja meskipun ada wabah Covid-19 yang orang harus menghindari kontak langsung. Pembelajaran di era saat ini membutuhkan transformasi pembelajaran online dimana peran instruktur sebagai fasilitator dapat dengan mudah memperbarui bahan ajar dan belajar secara fleksibel [3]. Beragamnya kebutuhan praksis dalam pembelajaran kejuruan mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan model pembelajaran yang baik. Salah satu yang dibutuhkan dalam revolusi industri 4.0 adalah blended learning [3]. Konsep blended dikenal dengan berbagai nama seperti hybrid, blended, mixed learning dan mixed learning [4]. Blended learning itu sendiri secara umum diterima secara luas sebagai pendekatan pembelajaran terpadu dengan pendekatan tatap muka tradisional dan yang didukung melalui komputer berbasis web atau online [5]. Model blended learning adalah model pembelajaran modern yang populer di perguruan tinggi, yang menggabungkan lingkungan online dan tatap muka, yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran dengan adopsi teknologi web baru
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian pengembangan model blended learning, berikut kesimpulannya dapat ditarik: (1) Komponen model blended learning meliputi: (a) komponen filosofis esensialisme dan pragmatisme; (B) teori belajar: behaviorisme, kognitivisme, dan konektivisme (c) 4C komponen komunikasi, kolaborasi, kerjasama dan kreativitas; (d) komponen revolusi industry 4.0: mencakup pembelajaran dengan elemen digital dengan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. (2) The model blended learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara offline dan online sehingga memiliki proporsi pola pembelajaran yang jelas. Fleksibilitas belajar di mana saja dan kapan saja melalui fasilitas komunikasi tatap muka, maupun online interaksi menggunakan chat dan forum untuk menggali pemikiran kritis melalui diskusi. Juga termasuk elemen mahasiswa untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk melalui proyek dan peningkatan proyek, serta bahan ajar online yang dibuat menarik dengan adanya komponen multimedia (teks, gambar, dan video). (3) produk yang dihasilkan berupa buku model, buku pegangan dosen, buku pegangan mahasiswa, dan buku ajar, yang dinyatakan valid dan praktis sehingga model blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran. (4) capaian yang ditemukan terkait kompetensi kognitif, afektif, psikomotorik dan 4C.