Sabtu, 16 Juli 2022

Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI) dalam Proses Pembelajaran Vokasi dan Blended Learning dalam Pembelajaran Vokasi

A. PEMBERDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DALAM PROSES PEMBELAJARAN VOKASI

1.    PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi informasi mulai populer di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau EDP (Electronic Data Processing). Dalam kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.   Menurut Alter (1992), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Martin (1999), mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Haag dan Keen (1996), teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Demikian juga, William dan Sawyer (2003), teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan vidio.

 

2.    PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN VOKASI

Peran teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Pengambilan uang melalui ATM, transaksi melalui Internet yang dikenal dengan e-commerce atau perdagangan elektronik, transfer uang melalui fasilitas e-banking yang dapat dilakukan dari rumah, merupakan sejumlah contoh hasil penerapan teknologi informasi.

Menurut Kadir (2003), secara garis besar, dapat dinyatakan: (1) teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses, (2) teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses, (3) teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

Selanjutnya Kadir dan Triwahyuni (2005), menyatakan banyak hal yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Beberapa di antaranya ialah:(1) Teknologi informasi dalam dunia perbankan, (2) Teknologi informasi dalam dunia pendidikan, (3) Teknologi informasi dalam dunia bisnis, (4) Teknologi informasi untuk Kepolisian, (5) Teknologi informasi untuk perdagangan elektronis, (6) Teknologi informasi untuk perancangan produk.

Teknologi informasi juga dapat melahirkan fitur-fitur baru dalam dunia pendidikan. Sistem pengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Siswa atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multimedia. Kini telah banyak perangkat lunak yang tergolong sebagai edumeinment yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan).

Rochaety, dkk (2006), menyatakan lima tahun terakhir, Teknologi Informasi yang berbasis internet betul-betul berkembang seperti jamur di musim hujan. Banyak perusahaan lima tahun lalu belum ada, sekarang sudah sukses dengan pendapatan miliaran dolar berkat bantuan Teknologi Informasi internet. Secara statistik jumlah situs (websites) di dunia telah berlipat ganda, jika dilihat pada http://www.isc.org/. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi informasi dalam dunia bisnis maupun dalam setiap aspek kehidupan manusia. Untuk menggunakan fasilitas internet seseorang memerlukan komputer pribadi (personal komputer); dengan demikian, tidak mengherankan jika perkembangan penjualan komputer mempunyai kecenderungan meningkat seiring dengan statistik pengguna internet. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi akan mengubah cara hidup manusia dan proses perusahaan itu sedang dialami saat ini.

Lembaga pendidikan melihat bahwa teknologi informasi sebagai alat yang sangat menarik untuk membuat operasional organisasi lebih efisien. Tujuannya adalah menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional dengan konsep real time. Oleh karena itu, sebuah lembaga pendidikan dapat melayani pelanggannya secara efisien. Biaya yang dikeluarkan juga akan lebih rendah karena pengurangan tenaga kerja; artinya teknologi informasi merupakan salah satu fasilitas lembaga pendidikan tersebut (share holder). Hubungan antarlembaga pendidikan juga mengalami evolusi ataupun revolusi sejalan dengan munculnya e-learning, e-school. 

Dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat dan merambah ke semua sektor kehidupan manusia, demand terhadap para ahli teknologi informasi pun semakin meningkat. Di samping dampak positif perkembangan teknologi informasi dalam mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dampak negatif pun muncul, yaitu adanya pengurangan tenaga kerja, ibarat dua sisi mata uang. Di sisi lain teknologi informasi menyediakan banyak peluang pekerjaan dengan kompetensi yang berbeda dari sebelumnya. Jadi, yang diperlukan adalah kompetensi tenaga kerja bidang keahlian teknologi informasi.

Perubahan wacana ekonomi yang kemudian diikuti oleh permintaan akan pekerja yang berpengetahuan (knowledge worker) telah memicu keberadaan beberapa lembaga pendidikan, terutama lembaga pendidikan tinggi, bahwa dalam proses pembelajarannya harus berbasis teknologi informasi (information and telecommunication based learning). Model pembelajaran ini diharapkan terus berjalan secara berkesinambungan dengan mengembangkan berbagai pendekatan untuk mencapai kondisi yang ideal agar dapat memenuhi tuntutan dunia bisnis. Namun, perjalanan yang ditempuh tidak semudah yang diimpikan karena sekecil apa pun ide yang mengarah kepada perubahan harus dihadapkan kepada berbagai kendala. Kendala tersebut di antaranya adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar (market adaptability), kesiapan para pendidik (guru, dosen), teknologi dan sarana penunjang lainnya, biaya dan perangkat kebijakan pemerintah.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan e-learning tidak dapat disamakan dengan lembaga pendidikan pada umumnya, juga berbeda dengan pola pembelajaran konvensional yang hanya menggunakan metode tatap muka. Proses pembelajaran e-learning adalah perpaduan antara metode tatap muka dengan metode on line (via internet dan berbagai pengembangan teknologi informasi lainnya). Metode pembelajaran tradisonal saat ini memerlukan sebuah perubahan dalam kaitannya dengan proses adaptif dan mempersiapkan para peserta didik agar siap menjadi knowledge workers, di mana ilmu pengetahuan menjadi faktor yang sangat penting. Berdasarkan penelitian UNESCO dalam Work Bank: pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge ebenomic era). Era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Dalam hal ini perlu ditumbuhkan kemandirian pada diri pendidik untuk membuat mereka menjadi lebih independen dan akan memperkaya mereka dengan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan di luar kelas. Aspek lain yang perlu terus ditanamkan terutama pada pendidikan tinggi adalah konsep yang menyatakan belajar adalah sebuah proses yang tidak akan pernah berhendi (lifelong learning process). Untuk saat ini, sejumlah peserta didik pada jenjang strata satu (S-1) dan strata dua telah bekerja. Kenyataan ini mengharuskan adanya perubahan paradigma dan pola pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan, di antaranya karena peserta didik yang dihadapi adalah individu yang memiliki pemikiran kritis, telah memiliki cara untuk belajar, memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dan memiliki kecenderungan untuk terus melanjutkan studi mereka.


 

KESIMPULAN

            Pendekatan dalam pengembangan teknologi informasi dewasa ini, sejalan dengan kecenderungan yang berkembang di dunia Internasional dalam konteks penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan. Masing-masing lembaga pendidikan harus berupaya untuk menemukan dan mengembangkan satu pendekatan yang cocok sesuai dengan potensi yang dimiliki, sebab pendekatan pengembangan teknologi informasi memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.

         Peran teknologi informasi dalam dunia pendidikan sangat penting, misalnya siswa atau mahasiswa dapat mempelajari materi tertentu secara mandiri dengan menggunakan komputer yang dilengkapi program berbasis multimedia. Kini telah banyak perangkat lunak yang tergolong sebagai edumeinment yang merupakan perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan).

         Teknologi internet ikut berperan dalam menciptakan e-learning atau pendidikan jarak jauh. Kuliah tidak lagi harus dilakukan dengan suasana kelas di mana mahasiswa dan dosen bertemu. Kuliah dapat dilaksanakan dengan mengakses modul-modul kuliah dari jarak jauh. Begitu pula untuk pengiriman tugas dan berdiskusi. Para mahasiswa dengan leluasa dapat mengatur waktu untuk belajar, kapan saja dan di mana saja.

         Perguruan tinggi dalam menyajikan berbagai fasilitas pendukung kelancaran proses belajar mengajar bekerja sama dengan pihak perbankan untuk menggunakan sebuah kartu ATM (automatic teller machines = ajungan tunai mandiri) yang pada umumnya digunakan untuk penarikan uang tunai, tetapi bagi mahasiswa perguruan tinggi tersebut sekaligus dapat digunakan untuk mengakses kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan seorang mahasiswa, seperti mengakses nilai-nilai mata kuliah, di mana mahasiswa tidak perlu datang ke bagian administrasi akademik untuk menanyakan nilai, mereka hanya cukup sedikit waktu untuk meng-click file tertentu, maka dalam beberapa hitungan menit atau detik data yang dibutuhkan dapat dilihat secara jelas.

            Vokasi pendidikan tinggi tampak jelas dengan adanya banyak pendidikan tinggi swasta di ruko- ruko, karena pendidikan telah berubah menjadi pelatihan, sehingga tidak memerlukan suatu kampus pendidikan.

 


 B.  BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN VOKASI



Blended Learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan aspek-aspek terbaik dari pembelajaran tatap muka dengan keunggulan pembelajaran online. Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran vokasi karena keharusan mengembangkan kompetensi motorik yang bisa diperoleh melalui praktik langsung. Sementara itu, tersedianya sumber belajar online yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja menjadikan pembelajaran tersebut sangat fleksibel.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar observasi, dan tes kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian adalah (1) Model blended learning meliputi: (a) komponen filosofis esensialisme dan pragmatisme; (b) teori belajar: behaviorisme, kognitivisme, dan konektivisme (c) komponen 4C yaitu komunikasi, kolaborasi, kerjasama, dan kreativitas; (d) komponen revolusi industry 4.0: mencakup pembelajaran dengan elemen digital dengan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. (2) Model blended learning yang berpusat pada pembelajaran yang dilakukan secara offline dan online menjadikannya memiliki proporsi pola pembelajaran yang jelas. Fleksibilitas belajar kapan saja dan di mana saja melalui komunikasi tatap muka, serta interaksi online menggunakan chat dan forum online untuk menggali pemikiran kritis melalui diskusi. Termasuk juga unsur mahasiswa untuk berkreasi dan inovatif dalam proyek dan perbaikan proyek, serta bahan ajar online yang dibuat menarik dengan kehadirannya.komponen multimedia (teks, gambar, dan video). (3) Produk hasil berupa buku model, buku pedoman dosen dan pedoman mahasiswa, serta buku teks yang dinyatakan valid dan praktis sehingga model blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran. (4) Pencapaian yang ditemukan berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik dan 4C.

Pendidikan kejuruan merupakan investasi masa depan karena keterampilan yang dipelajari siswa dalam seluruh prosesnya pendidikan vokasi dapat dimanfaatkan untuk memasuki dunia kerja. Pembelajaran kejuruan di Abad XXI adalah waktu untuk merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dalam menanggapi era disrupsi, baik secara mendasar kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan era disrupsi[1]. Oleh karena itu, pendidikan vokasi harus mampu menghadapi era disrupsi saat ini. Perkembangan revolusi industri 4.0 memungkinkan adanya inovasi pembelajaran salah satunya secara online pembelajaran untuk memfasilitasi kegiatan belajar tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Melalui pembelajaran online, siswa mampu menyelenggarakan pendidikan yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja meskipun ada wabah Covid-19 yang orang harus menghindari kontak langsung. Pembelajaran di era saat ini membutuhkan transformasi pembelajaran online dimana peran instruktur sebagai fasilitator dapat dengan mudah memperbarui bahan ajar dan belajar secara fleksibel [3]. Beragamnya kebutuhan praksis dalam pembelajaran kejuruan mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan model pembelajaran yang baik. Salah satu yang dibutuhkan dalam revolusi industri 4.0 adalah blended learning [3]. Konsep blended dikenal dengan berbagai nama seperti hybrid, blended, mixed learning dan mixed learning [4]. Blended learning itu sendiri secara umum diterima secara luas sebagai pendekatan pembelajaran terpadu dengan pendekatan tatap muka tradisional dan yang didukung melalui komputer berbasis web atau online [5]. Model blended learning adalah model pembelajaran modern yang populer di perguruan tinggi, yang menggabungkan lingkungan online dan tatap muka, yang bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran dengan adopsi teknologi web baru 

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian pengembangan model blended learning, berikut kesimpulannya dapat ditarik: (1) Komponen model blended learning meliputi: (a) komponen filosofis esensialisme dan pragmatisme; (B) teori belajar: behaviorisme, kognitivisme, dan konektivisme (c) 4C komponen komunikasi, kolaborasi, kerjasama dan kreativitas; (d) komponen revolusi industry 4.0: mencakup pembelajaran dengan elemen digital dengan literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. (2) The model blended learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara offline dan online sehingga memiliki proporsi pola pembelajaran yang jelas. Fleksibilitas belajar di mana saja dan kapan saja melalui fasilitas komunikasi tatap muka, maupun online interaksi menggunakan chat dan forum untuk menggali pemikiran kritis melalui diskusi. Juga termasuk elemen mahasiswa untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk melalui proyek dan peningkatan proyek, serta bahan ajar online yang dibuat menarik dengan adanya komponen multimedia (teks, gambar, dan video). (3) produk yang dihasilkan berupa buku model, buku pegangan dosen, buku pegangan mahasiswa, dan buku ajar, yang dinyatakan valid dan praktis sehingga model blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran. (4) capaian yang ditemukan terkait kompetensi kognitif, afektif, psikomotorik dan 4C.



0 $type={blogger}:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mengunjungi

Photo Galery

Prodmat 1
Prodmat 2
Prodmat 3
Prodmat 4
Prodmat 5