Sabtu, 04 Juni 2022

Pengembangan Bahan Ajar


Menurut Abidin (2013: 267-269) ada beberapa aspek utama yang harus diperhatikan dalam membuat bahan ajar yaitu antara lain :aspek materi, aspek penyajian materi, aspek grafika, dan aspek bahasa dan keterbacaan. Yang harus disiapkan dalam penyusunan bahan ajar : petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK) dan evaluasi.

Bentuk Bahan Ajar  

Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart

·      Audio Visual seperti: video/film,VCD

·      Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

·      Visual: foto, gambar, model/maket

·      Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

Sebelum masa pandemi, bahan ajar yang paling dominan dipakai adalah bahan ajar cetak seperti buku, modul dan lembar kerja siswa. Sementara untuk bahan ajar yang lain sebagai pendukung. Tetapi sejak masa pandemi sampai sekarang justru terbalik. Yang paling dominan adalah adalah multimedia seperti Google Classroom dan LMS. Untuk kegiatan evaluasi secara terstruktur dalam arti dilakukan penelitian secara khusus terkait dengan sisi positif dan negatifnya belum dilakukan.

Sementara bahan pengajaran menurut sifatnya dapat dibagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut ini : (1) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, Contohnya : Buku famlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto dari majalah atau koran, dan sebagainya. (2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, Contohnya : Audio Cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassetes, siaran televisi, video interaktif, tutorial, dam multi media. (3) Bahan ajar yang dipergunakan untuk praktek atau proyek, Contohnya : kits sains, lembar observasi, lembar wawancara. (4) Bahan pengajaran yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), Contohnya: telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.

Prinsip-prinsip dalam penyusunan materi pembelajaran atau bahan ajar meliputi beberapa aspek yaitu relevansi, konsistensi, dan kecukupan . Arti dari  relevansi adalah keterkaitan, yaitu ada kaitan atau hubungan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, Konsistensi dalam hal ini adalah Konsistensi Sebuah bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian kompetensi sedangkan Kecukupan adalah Kecukupan Prinsip kecukupan artinya, materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasasi kompetensi yang diajarkan . ( Depdiknas 2006).

Penyusunan materi pembelajaran adalah salah satu hal yang penting harus oleh seorang guru sedangakn tujuan penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut : (a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan etting atau lingkungan sosial peserta didik. (b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh. (c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Sedangakan prinsip penyusunan materi pembelajaran atau bahan ajar adalah sebagai berikut: (a) Prinsip Relevansi Materi pembelajaran hendaknya relevan atau terdapat kaitan antara materi dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya dalam menyajikan konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan harus berkaitan dengan kebutuhan materi pokok yang terkandung dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengenali gagasan, menjelaskan ciri suatu konsep, dan memahami prosedur dalam mencapai suatu sasaran tertentu. (b) Prinsip Konsistensi Sebuah bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian kompetensi. Dalam penyusunan bahan ajar yang harus diperhatikan adalah indikator yang harus dicapai dalam kompetensi dasar. Apabila terdapat dua indikator maka bahan yang digunakan harus meliputi dua indikator tersebut. (c) Prinsip Kecukupan Prinsip kecukupan artinya, materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasasi kompetensi yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak.

Apabila materi yang diberikan terjadi kekurangan , maka siswa juga akan kurang dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Apabila materi yang diberikan terlalu banyak, maka siswa akan merasa bosan dan pembelajaran membutuhkan waktu yang banyak. Padahal yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah materi yang sesuai dengan kompetensi dasar baik dalam segi isi maupun banyaknya materi. Dalam rangka mengembangkan bahan ajar yang harmonis, bermutu, dan bermartabat, Abidin 2014:267 menyampaikan bahwa ada beberapa aspek utama bahan ajar yang harus diperhatikan guru.

Beberapa aspek utama tersebut adalah aspej materi, aspek penyajian, dan aspek kebahasaan. Ketiga aspek tersebut diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan aspek materi, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagaimana tercermin pada pedoman penilaian bahan ajar yang dikembangkan Puskurbuk sebagai berikut: (1). Kesesuaian Kurikulum ; (a) Bahan pelajaran dengan Kompetensi Inti, kompetensi dasar, dan indikator kurikulum. (b) Materi disajikan secara terpadu dengan konteks pendidikan dan konteks kemasyarakatan. (c) Kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum. (2) Kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan. (3) Kesesuaian muatan dengan tujuan pendidikan. (4) Kesesuaian penggunaan materi dengan tujuan pendidikan. (5) Kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan : (a) Kebenaran menerapkan prinsip kemampuan berdasarkan teori keilmuan yang diajarkan. (b) Kebenaran menerapkan prinsip-prinsip keilmuan tertentu. (c) Ketepatan penggunaan bahan bacaan dengan prinsip keilmuan tertentu. (d) Ketepatan materi berdasarkan perkembangan terbaru dari keilmuan tertentu.

Kesesuaian materi dengan perkembangan kognisi siswa : Struktur bahan ajar sesuai perkembangan kognisi siswa, Materi mengandung unsure edukatif, Materi mengandung muatan karakter.

Berdasarkan aspek penyajian, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut : (a) Tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara eksplisit, (b) Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan materi, (c) Penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan thapan model tertentu yang dipilih dan digunakan guru dalam pembelajaran, (d) Penyajian materi membangkitkan minat dan perhatian siswa, serta mudah dipahami siswa, (e) Mendorong keaktifan siswa untuk berpikir dan belajar. (f) Bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi yang disusun, (g) Penyajian materi mendorong kreativitas dan keaktifan siswa untuk berpikir dan bernalar, (h) Materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatif otentik, (i) Soal disusun pada setiap akhir pembelajaran.

Berdasarkan aspek kebahasaan, bahan ajar yang dikembangkan guru hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut : (a) Penyajian menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (b) Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta anak melalui penggunaan bahasa laras keilmuan, (c) Penggunaan bahasa struktur dan isi sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswa, (d) Paragraf dikembangkan secara efektif dan baku, (e) Kesesuaian ilustrasi visual dengan wacana, materi keilmuan, dan kebenaran faktual, (f) Kejelasan dan kemenarikan grafemik dan ilustrasi visual yang terdapat dalam bahan ajar, (g) Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan siswa.

Ketiga aspek utama dalam pengembangan bahan ajar tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan bahan ajar. Ketiganya memiliki peranan penting dalam mewujudkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan yakni menciptakan generasi muda yang madani secara keilmuan dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan karakter dan budaya bangsa.


Departemen Pendidikan Nasional (2008: 145-162) memberikan cakupan bahan ajar, meliputi: (1) judul, (2) materi pembelajaran, (3) standar kompetensi, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) petunjuk belajar, (7) tujuan yang dicapai, (8) informasi pendukung, (9) latihan, (10) petunjuk kerja, dan (11) penilaian.

Mbulu (2004: 88) menyatakan bahwa penyusunan bahan ajar harus memuat: (1) teori, istilah, persamaan, (2) contoh soal dan contoh praktik, (3) tugas-tugas latihan, pertanyaan, dan soal-soal latihan, (4) jawaban dan penyelesaian tugas-tugas itu, (5) penjelasan mengenai sasaran belajar, contoh ujian, (6) petunjuk tentang bahan yang dianggap diketahui, (7) sumber pustaka, dan (8) petunjuk belajar.

Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa komponen bahan ajar terdiri atas: (1) petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), (2) kompetensi yang akan dicapai, (3) content atau isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) latihan-latihan, (6) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja, (7) evaluasi, dan (8) respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa komponen bahan ajar terdiri atas: (1) identitas mata pelajaran, meliputi judul, materi, kompetensi, indikator, tujuan, (2) petunjuk belajar, meliputi petunjuk untuk siswa dan guru, (3) isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) latihan-latihan, lembar kerja, (6) penilaian, (7) respon/balikan/ refleksi.

        Bahan ajar merupakan bagian yang sangat penting pada pembelajaran, khususnya bagi guru dan siswa, oleh karena itu untuk penyusunannya harus benar-benar sistematis supaya bahan ajar tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa, oleh karena itu sebelum menyusun bahan ajar, harus mempertimbangkan alur analisis penyusunan bahan ajar, apakah bapak/ibu sebelum menyusun bahan ajar juga membuat alur analisis terlebih dahulu, Dalam alur analisis yang baik menurut saya ada 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian dan verifikasi data. Reduksi data dihasilkan dari proses observasi, wawancara, dokumentasi.

Peta penyusunan bahan ajar



Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta Kebutuhan bahan ajar sangat diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa. Sekuensi bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di samping itu peta dapat digunakan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependen tergantung atau independen berdiri sendiri. Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi kalau saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar yang lain. Sebagai contoh peta bahan ajar untuk Biologi SMA semester I Peta diambil dari SK nomor 2, KD nomor 1, dimana materi pokok sebagai judul bahan ajar.

Bahan ajar adalah materi yang dipakai untuk menolong guru untuk melakukan aktivitas pembelajaran di kelas. Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Lestari 2013:1, bahan ajar dapat berbentuk lisan maupun tulisan dan beraneka lain macamnya bahan ajar adalah fasilitas atau tools pembelajaran yang didalamnya terdiri dari metode, media, model, materi pembelajaran, standar/parameter dan metode evaluasi yang dirancang dengan terstruktur.

Langkah-langkah penyusunan bahan ajar dibuat berdasarkan tujuan dan manfaat yang akan dicapai. Langkah-langkah pokok dalam penyusunan dan pembuatan bahan ajar terdiri dari analisis kebutuhan belajar, menyusun peta bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar. 



 Penyusunan Bahan Ajar yang Interaktif

Bahan ajar interaktif ,diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung seperti komputer,kamera video,dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.

Penyusunan Bahan Ajar Interaktif Menurut Diknas(2004).

·      Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok

·      Menuliskan petunjuk pembelajarannya.

·      Menjelaskan informasi pendukung secara jelas,padat dan menarik dalam bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak.

·      Menuliskan tugas-tugas dalam program interaktif .

·      Melakukan penilaian terhadap hasil karya.

·      Menambahkan bahan dari berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi,misalnya buku,majalah,internet dan jurnal penelitian

Untuk mengevaluasi bahan ajar, tentu diawali dengan pengembangan bahan ajar seperti modul. Kemampuan mengembangkan bahan ajar tidak muncul begitu saja pada saat Anda mempelajari modul tentang pengembangan bahan ajar yaitu memahami faktor dan prosedur pengembangan bahan ajar melainkan juga dapat dikembangkan dari hasil evaluasi bahan ajar. Bahan ajar yang disusun efektif dan informatif apa tidak diperlukan adanya evaluasi bahan ajar

1.    Siapa yang akan dilibatkan dalam mengevaluasi bahan ajar ?

2.    Apa yang akan dievaluasi?

Ada tiga cara mengevaluasi bahan ajar,
1. Evaluasi bersama guru mata pelajaran
2. Evaluasi MGMP bersama Pengawas mata pelajaran
3. Evaluasi bahan ajar langsung di kelas bersama siswa
Apa saja yang dievaluasi?
1. Konten bahan ajar terkait materi pembelajaran
2. prosedur pembelajarannya

 






0 $type={blogger}:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mengunjungi

Photo Galery

Prodmat 1
Prodmat 2
Prodmat 3
Prodmat 4
Prodmat 5