• Pembelajaran
berbasis kerja adalah semua pembelajaran yang terjadi sebagai hasil aktivitas
di tempat kerja (Little, 2006)
• Digunakan
sebagai terminologi di berbagai negara untuk program-program pada sekolah atau
perguruan tinggi untuk memperoleh pengalaman dari dunia kerja (WBL Guide, 2002)
• Untuk
para remaja agar siap dalam transisi dari sekolah ke dunia kerja untuk belajar
realitas dunia kerja/pekerjaan dan menjadi siap untuk membuat pilihan yang
tepat dalam pekerjaan (Paris & Mason, 1995)
• (Budi,TS,
2013: 13). Workbased learning merupakan suatu proses memperkenalkan, merancang,
dan memberikan pengetahuan untuk dan di tempat kerja yang sesuai dengan
keahlian di sekolah/ perpengajaran tinggi.
Raelin (2008:2) tiga elemen penting dalam pembelajaran
berbasis kerja:
(1) Dilihat dari belajar,
sebagai hasil yang diperoleh dari teori dan tugas-tugas praktek yang
dikerjakan.
(2) Dilihat dari penciptaan
dan pemanfaatan pengetahuan, sebagai suatu kegiatan yang menyatu, dimana
kegiatan belajar tersebut menjadi pekerjaan setiap orang.
(3) Dilihat dari peserta
didik, yang menunjukkan ketangkasan dalam belajar, yang membebaskan mereka
bertanya dan berasumsi selama kegiatan praktek.
Allan (2003) karakteristik pembelajaran berbasis
kerja, yaitu:
(a)
Pembelajaran terkait erat
dengan kebutuhan.
(b)
Keterlibatan langsung
dengan staff di semua tingkatan.
(c)
Pembelajaran kontektual
di tempat kerja
(d)
Transfer belajar
cenderung lebih cepat dan tinggi.
(e)
Fleksibilitas dalam hal waktu,
tempat dan keterlibatan staff.
(f)
Tidak menghabiskan waktu
dan biaya.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Kerja
(WBL Guide, 2002).
1)
Manfaat bagi peserta
didik
a)
Meningkatkan motivasi
b)
Mengembangkan tanggungjawab dan kematangan dengan penguatan sumberdaya manusia,
keterampilan menyelesaikan masalah, kepercayaan diri, dan disiplin diri.
c)
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan pilihan okupasi dalam pembuatan
pendidikan dan pelatihan jangka panjang atau investasi masa depan.
d)
Menawarkan perencanaan organisasi pelatihan dalam pekerjaan dalam kondisi
bisnis aktual.
e)
Mengembangkan keterampilan human relation melalui interaksi personal dalam
setting pekerjaan.
f)
Menyediakan keterampilan profesional untuk membantu pembelajar membuat transisi
dari sekolah ke bekerja.
g)
Meningkatkan kepedulian tanggungjawab sosial dan kemasyarakatan.
h)
Meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan dan keahlian.
i)
Menambah sumber finansial.
j)
Mengurangi peluang risiko peserta didik tinggal kelas.
k)
Memberikan pendidikan teknis yang lebih dibanding yang diberikan sekolah.
l)
Membuat instruksi akademik lebih relevan dan aplikatif dalam pekerjaan.
2)
Manfaat bagi dunia
industri/ DUDI:
a)
Memperoleh calon pekerja yang lebih baik.
b)
Mengurangi biaya pelatihan.
c)
Memiliki fungsi skrening/seleksi pekerja bersama sekolah.
d)
Memberikan kesempatan untuk menilai pekerja sebelum diputuskan untuk
dipekerjakan sebagai tenaga kerja penuh.
e)
Mempersiapkan pekerja dengan rekam kehadiran yang lebih baik.
f)
Menguji pengusaha untuk memperoleh pajak kompensasi.
g)
Memberikan pada para pekerja memperoleh gagasan-gagasan baru, pendekatan segar,
dan antusiasme dalam bekerja.
h)
Menawarkan masukan langsung dalam pendidikan dan latihan yang disedia-kan oleh
pihak sekolah.
i)
Meningkatkan image dan prestise dari industri dan atau bisnis diantara sesama
pembelajar dan dengan komunitas.
3)
Manfaat bagi sekolah
a)
Meningkatkan hubungan dan jaringan kerja dengan dunia usaha/industry.
b)
Mengembangkan kemitraan diantara sekolah dengan komunitas.
c)
Membuat kurikulum yang relevan dengan memperluas pengalaman di kelas dengan
diintegrasikan antara teori dan praktik.
d)
Gurumemperoleh informasi yang lebih baik dan peduli terhadap kecenderungan
mutakhir dari dunia usaha/industri.
e)
Membangun relasi publik yang positif, sehingga reputasi sekolah meningkat dan
menarik para peserta didik baru.
f)
Meningkatkan kualitas lulusan.
g)
Menyediakan fasilitas pelatihan dunia usaha dan industri yang umumnya sulit
untuk disediakan secara finansial oleh sekolah.
h)
Menciptakan fleksibilitas kebutuhan individu peserta didik dengan tujuan
4) Manfaat
bagi komunitas
a) Meningkatkan prospek lulusan untuk
tetap tinggal dalam komunitas.
b) Melibatkan komunitas dalam
menemukan kebutuhan pelatihan yang cocok.
c)
Membesarkan keberanian para anggota masyarakat muda untuk tetap peduli sekolah,
hingga mengurangi problem komunitas dalam resiko drop out.
d)
Menghasilkan warga masyarakat yang lebih bertanggung jawab dalam usia yang
lebih awal. e) Mempromosikan hubungan yang lebih erat antara komunitas dengan
sekolah.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kerja:
•
Boud & Solomon (2003:
4-7) mengemukakan ada enam karakteristik:
- Hubungan
antara mitra/DUDI dengan institusi pendidikan secara khusus untuk
membangun dan membantu pembelajaran.
- Peserta
didik dilibatkan sebagai pekerja. Kebutuhan setiap peserta didik
berbeda-beda dan berubah setiap waktu.
- Program
dalam pembelajaran berbasis kerja mengikuti apa yang dibutuhkan di tempat
kerja dan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Level pendidikan dalam program dibangun setelah
peserta didik memiliki kompetensi yang diakui.
- Dalam
pembelajaran berbasis kerja, learning project yang dilakukan di tempat
kerja, memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di masa
yang akan datang, dan perusahaan itu sendiri.
- Institusi
pendidikan memiliki keluaran berdasarkan kesepakatan dalam program ini
dengan menghargai standar dan level yang telah ditetapkan, berbeda dengan
kursus konvensional, dalam pembelajaran berbasis kerja tidak ada silabus,
inti materi, dan lainlain.
Harnist & Schnaufer (2007: 24) karakteristik
pembelajaran berbasis kerja
1)
Pengetahuan dan
keterampilan yang relevan diajarkan dengan memberikan tugastugas yang berisi
unsur-unsur penting menyangkut pekerjaan yang dikenali oleh para pekerja.
2)
Pembelajaran melibatkan
pengguna peralatan, perkakas, dan material yang benarbenar digunakan dalam
proses produksi.
3)
Tugas-tugas dapat dilihat
dan dipahami dalam konteks sistem dan proses kerja secara keseluruhan, dan
dapat dihubungkan dengan hasil akhir.
4)
Aktivitas pembelajaran
menghasilkan jasa atau produk riil yang dapat berguna bagi konsumen.
5)
Tugas-tugas pembelajaran
adalah berurutan, bersifat pengembangan dan terintegrasi.
6)
Pembelajaran melibatkan
aktivitas mandiri.
7)
Tempat belajar
mencerminkan kondisi realistis dari tempat kerja dan konteks pekerjaan di mana
keterampilan dan pengetahuan harus digunakan atau diterapkan.
Model-Model Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kerja
1)
Apprenticesship
Pembelajaran
yang mengintergrasikan pembelajaran di kelas dan di tempat kerja dengan waktu
tertentu. Pendidikan sistem ganda ini menurut Wardiman (1978: 79) adalah suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program-program pendidikan di sekolah
dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di
dunia kerja, terarah untuk mencapai satu tingkat keahlian professional tertentu.
Tujuannya: (1) menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, (2) memperkokoh link
and match antara sekolah/kampus dengan dunia kerja, (3) meningkatkan
efektivitas dan effisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
berkualitas, (4) memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
2)
Intership
Pembelajaran
yang dilakukan dengan cara mengirimkan peserta didik untuk beberapa minggu atau
bulan dengan pekerjaan yang dipilih disesuaikan dengan kurikulum di sekolah
atau di kampus.
3)
School Based Enterprise
Pembelajaran
bagi peserta didik, di bawah pengawasan guru mengorganisasikan suatu usaha
layanan di dalam sekolah atau kampus.
Tujuan diselenggarakannya unit produksi di sekolah adalah:
(1) meningkatkan kualitas
tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan
(2) sebagai sarana praktik
kerja langsung bagi peserta didik
(3) membantu pendanaan untuk
pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya-biaya pendidikan lainnya,
(4) mengembangkan sikap
mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktik peserta didik
(5)
melatih keberanian
mengambil risiko yang diperhitungkan
(6) memberikan kesempatan
kepada peserta didik dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktik yang
berorientasi pasar
(7)
meningkatkan kreativitas
peserta didik dan guru
(8)
menumbuhkan sikap
profesional dan produktif bagi peserta didik dan guru.
4)
Co-operatif Education
Pembelajaran
ini menghubungkan kegiatan kelas dengan dunia bisnis. Peserta didik mendapatkan
pendidikan dan pelatihan di tempat kerja, tetapi tetap melaksanakan instruksi
pembelajaran di sekolah.
5)
Job Shadowing
Pembelajaran
yang memberikan pengalaman peserta didik ikut bersama karyawan (di tempat
kerja) pada waktu hari-hari kerja (activities), yang memiliki kesamaan dengan magang.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mengunjungi